BAKSO MALANG
Pada
kesempatan ini saya akan menjeleskan macam macam ciri khas dari daerah malang.
Yang pertama adalah makanan khas malang yaitu Bakso Malang.
Siapa
yang tidak pernah makan bakso? pasti semunaya pernah makan khan, tapi apa
kalian semua pernah makan bakso khas Malang. Kalau kalian berkunjung ke Kota
Malang tidak pas rasanya jika tidak mencicipi makanan yang sangat enak ini.
Mungkin bakso Malang jika di lihat secara visual tidak ada bedanya dengan
bakso- bakso biasanya tapi jika kalian sudah mersakan nikmatnya dan kenyalnya
bakso malang pasti kalian semua akan ingin mencicipinya lagi.
Untuk
tempat tempat yang menurut rekomendasi saya paling memiliki ciri khas dari
bakso malang yaitu : Bakso president, Bakso Kota Cak Man, dan Bakso Urat yg ada
di Jl. Semeru. Tapi jika anda ingin merasakan sensasi lain dari bakso malang,
kalian bisa mendatangi Bakso Bakar Pahlawan di Jl. Pahlawan Trip
CIRI KHAS
MALANG
AREMA
Arema
Indonesia (dahulu, Arema FC dan Arema Malang) adalah sebuah klub sepak bola
yang bermarkas di Malang, Jawa Timur, Indonesia. Arema didirikan pada tanggal
11 Agustus 1987, Arema mempunyai julukan "Singo Edan" . Mereka
bermain di Stadion Kanjuruhan dan Stadion Gajayana. Arema adalah tim sekota
dari Persema Malang. Di musim 2010-11, di acara launching sempat menggunakan
nama Arema FC, namun dua hari kemudian kembali lagi ke nama Arema Indonesia.
Sejak hadir
di persepak bolaan nasional, Arema telah menjadi ikon dari warga Malang Raya
(Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu) dan sekitarnya. Sebagai perwujudan
dari simbol Arema, hampir di setiap sudut kota hingga gang-gang kecil terdapat
patung dan gambar singa. Kelompok suporter mereka dipanggil Aremania dan
Aremanita (untuk pendukung wanita)
Nama Arema
pada masa Kerajaan
Nama Arema
adalah legenda Malang. Adalah Kidung Harsawijaya yang pertama kali mencatat
nama tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singosari
diperintah Raja Kertanegara. Prestasi Kebo Arema gilang gemilang. Ia mematahkan
pemberontakan Kelana Bhayangkara seperti ditulis dalam Kidung Panji Wijayakrama
hingga seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat. Demikian pula
pemberontakan Cayaraja seperti ditulis kitab Negarakretagama. Kebo Arema pula
yang menjadi penyangga politik ekspansif Kertanegara. Bersama Mahisa Anengah,
Kebo Arema menaklukkan Kerajaan Pamalayu yang berpusat di Jambi. Kemudian bisa
menguasai Selat Malaka. Sejarah heroik Kebo Arema memang tenggelam. Buku-buku
sejarah hanya mencatat Kertanegara sebagai raja terbesar Singosari, yang pusat
pemerintahannya dekat Kota Malang.
Nama Arema di dekade '80-an
Sampai
akhirnya pada dekade 1980-an muncul kembali nama Arema. Tidak tahu persis,
apakah nama itu menapak tilas dari kebesaran Kebo Arema. Yang pasti, Arema
merupakan penunjuk sebuah komunitas asal Malang. Arema adalah akronim dari Arek
Malang. Arema kemudian menjelma menjadi semacam "subkultur" dengan
identitas, simbol dan karakter bagi masyarakat Malang. Diyakini, Arek Malang
membangun reputasi dan eksistensinya di antaranya melalui musik rock dan
olahraga. Selain tinju, sepak bola adalah olahraga yang menjadi jalan bagi arek
malang menunjukkan reputasinya. Sehingga kelahiran tim sepak bola Arema adalah
sebuah keniscayaan.
Awal mula
berdirinya PS Arema
(Arema
Football Club/Persatuan Sepak Bola Arema nama resminya) lahir pada tanggal 11
Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepak bolaan di Malang. Pada
masa itu, tim asal Malang lainnya Persema Malang bagai sebuah magnet bagi arek
Malang. Stadion Gajayana home base klub pemerintah itu selalu disesaki
penonton. Dimana posisi Arema waktu itu? Yang pasti, klub itu belum
mengejawantah sebagai sebuah komunitas sepak bola. Ia masih jadi sebuah utopia.
Adalah Acub
Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an
yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama di
kota Malang setelah sebelumnya membangun klub Perkesa 78. Jasa Sang Jenderal
tidak terlepas dari peran Ovan Tobing, humas Persema saat itu. Saya masih
ingat, waktu itu Pak Acub Zainal saya undang ke Stadion Gajayana ketika Persema
lawan Perseden Denpasar, ujar Ovan. Melihat penonon membludak, Acub yang kala
itu menjadi Administratur Galatama lantas mencetuskan keinginan mendirikan klub
galatama. You bikin saja (klub) Galatama di Malang, kata Ovan menirukan ucapan
Acub.
Beberapa
hari setelah itu, Ir Lucky Acub Zaenal putra Mayjen TNI (purn) Acub Zaenal
mendatangi Ovan di rumahnya, Jl. Gajahmada 15. Ia diantar Dice Dirgantara yang
sebelumnya sudah kenal dengan dirinya. Waktu itu Lucky masih suka tinju dan
otomotif, katanya. Dari pembicaraan itu, Ovan menegaskan kalau dirinya tidak
punya dana untuk membentuk klub galatama. Saya hanya punya pemain, ujarnya.
Maka dipertemukanlah Lucky dengan Dirk Derek Sutrisno (Alm), pendiri klub
Armada 86.
Berkat
hubungan baik antara Dirk dengan wartawan olahraga di Malang, khususnya
sepakbola, maka SIWO PWI Malang mengadakan seminar sehari untuk melihat
"sudah saatnyakah Kota Malang memiliki klub Galatama?" Drs. Heruyogi
sebagai Ketua SIWO dan Drs. Bambang Bes (Sekretaris SIWO) menggelar seminar itu
di Balai Wartawan Jl. Raya Langsep Kota Malang. Temanya "Klub Galatama dan
Kota Malang", dengan nara sumber al; Bp. Acub Zainal (Administratur
Galatama), dari Pengda PSSI Jatim, Komda PSSI Kota Malang, Dr. Ubud Salim, MA.
Acara itu dibuka Bp Walikota Tom Uripan (Alm). Hasil atau rekomendasi yang
didapatkan dari seminar: Kota Malang dinilai sudah layak memiliki sebuah klub
Galatana yang professional.
Harus
diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada
86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun
nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86.
Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak
mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah
Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.
Dari
sinilah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan
Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya
diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11
Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SHalmarhumNo 58.
Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak
berdasar penetapan (pilihan) secara khusus, ujar Ovan mengisahkan.
Hanya saja,
kata Ovan, dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa)
muncul. "Agustus itu kan Leo atau Singo (sesuai dengan
horoscop),"imbuh Ovan. Dari sinilah kemudian, Lucky dan, Ovan mulai
mengotak-atik segala persiapan untuk mewujudkan obsesi berdirinya klub Galatama
kebanggaan Malang.
Prestasi
Piala
Galatama
* Runner up
(1): 1992
Galatama
* Juara (1):
1992/93
Divisi Satu
* Juara (1):
2004
Piala
Indonesia
* Juara (2):
2005, 2006
* Runner up
(1): 2010
Liga Super
Indonesia
* Juara (1):
2009/2010
Piala
Gubernur
* Runner up
(1): 2008
Piala
Soeratin U-18
* Juara (1):
2007
Penghargaan
* Tabloid
Bola Best Team Award (2): 2006, 2007
Sumber :
we.aremania.net
BUDAYA MALANG
Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, dan dikenal dengan julukan kota dingin. Selain dikenal dengan julukan Kota dingin, julukan Kota Malang di mata masyarakat Indonesia beraneka ragam seperti contohnya Paris van East Java, Kota Wisata, Kota Militer, Kota Sejarah, Kota Olahraga, Kota Apel, Kota Susu, Kota Kuliner serta salah satunya ialah kota Budaya dan Kota Keseni.
Kesenian Kota Malang | |||||
SENI TRADISIONAL | SENI MODERN | SENI MUSIK | SENI RUPA | TARI MODERN |
LEMBAGA KESENIAN |
Tari Topeng Cerita Panji Campur Sari Tari Tradisional Lain |
Grafis / Animasi Komputer Sastra dan Penulisan |
Rock Alternatif Jazz Fusion Dang Dut Folk Song Musik Jalanan Kolintang Paduan Suara Musik Kampus dan Teater |
Seni Lukis Seni Patung |
Aerobik Balet |
Teater Sanggar Tari Fashion Agen Seni Galeri Seni Dewan Kesenian Malang Sanggar Majapahit |
Kebudayaan Kota Malang
Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki
Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisional yang ada. Salah
satunya yang terkenal adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang),
namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini
adalah wujud pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger).
Hal tersebut terjadi karena Malang memiliki tiga sub-kultur, yaitu
sub-kultur budaya Jawa Tengahan yang hidup di lereng gunung Kawi,
sub-kultur Madura di lereng gunung Arjuna, dan sub-kultur Tengger sisa
budaya Majapahit di lereng gunung Bromo-Semeru. Etnik masyarakat Malang
terkenal religius, dinamis, suka bekerja keras, lugas dan bangga dengan
identitasnya sebagai Arek Malang (AREMA) serta menjunjung tinggi
kebersamaan dan setia kepada Malang.
Di kota Malang juga terdapat tempat yang
merupakan sarana apresiasi budaya Jawa Timur yaitu Taman Krida Budaya
Jawa Timur, di tempat ini sering ditampilkan aneka budaya khas Jawa
Timur seperti Ludruk, Ketoprak, Wayang Orang, Wayang Kulit, Reog, Kuda
Lumping, Sendra tari, saat ini bertambah kesenian baru yang semakin
berkembang pesat di kota Malang yaitu kesenian “BANTENGAN” kesenian ini
merupakan hasil dari kreatifitas dan inovasi masyarakat asli Kota
Malang, sejak dahulu sebenarnya kesenian ini sudah dikenal oleh
masyarakat Malang namun baru sekaranglah “BANTENGAN” lebih dikenal oleh
masyarakat tidak hanya masyarakat lokal namun juga sampai luar daerah
bahkan mancanegara. Khusus di Malang sering diadakan pergelaran
bantengan hampir setiap perayaan hari besar baik keagamaan maupun
peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Festival tahunan yang menjadi event ikon tersendiri Kota Malang juga sering diadakan setiap tahunnya. Beberapa festival kota tahunan diantaranya adalah:
- 1. Festival Malang Kembali : Diadakan untuk memperingati HUT Kota Malang, biasa digelar pada tanggal 21 Mei. Festival ini mengusung situasi kota pada masa lalu, mengubah jalan-jalan protokol kota menjadi museum hidup selama kurang lebih 1 minggu festival ini diadakan.
- 2. Karnaval Lampion : Biasa diadakan untuk merayakan hari raya imlek.
- 3. Karnaval Bunga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar